HPI » Cerita » Juru Bahasa Terlihat Sejahtera, tetapi Risikonya?

Juru Bahasa Terlihat Sejahtera, tetapi Risikonya?

by Dimas Anggara
0 comment

Juru bahasa boleh jadi terlihat sejahtera secara sosial atau ekonomi. Namun, bagaimana dengan risiko kesehatan mental dan fisiknya? Temukan pembahasan mengenai tantangan yang akan dihadapi seorang juru bahasa di artikel ini.

Profesi juru bahasa mulai dilihat sebagai profesi yang menjanjikan dewasa ini. Selain menjanjikan, penghasilan seorang juru bahasa kini tidak bisa dipandang sebelah mata. Dilansir dari Hai Grid, menurut seorang juru bahasa bernama Indra Damanik, interpreter untuk pasangan bahasa dengan tingkat kesulitan tinggi (Rusia, Mandarin, atau Swahili) tarifnya bisa mencapai Rp8-10 juta per harinya. Sementara itu, tarif juru bahasa Inggris berkisar Rp2,5-6 juta per hari. Besaran upah yang diterima memang bergantung pada kemampuan dan pengalaman masing-masing, tetapi kisaran yang disebutkan Indra Damanik bisa membuat kita ingin mencoba pekerjaan tersebut. Apalagi, dengan jam kerja yang ditentukan per hari, profesi ini bisa dijadikan profesi sampingan. Namun profesi dengan kompensasi yang besar ini memiliki risiko yang besar juga. Apa saja risiko yang mungkin dihadapi seorang juru bahasa?

Kesehatan Organ Pendengaran

Di era pandemi seperti sekarang ini, semua profesi perlu dan mampu untuk beradaptasi dan beralih ke ranah daring untuk bisa tetap bertahan. Begitupun, bagi Anda yang berkecimpung di profesi juru bahasa, kemampuan penjurubahasaan simultan jarak jauh perlu dimiliki. Artinya, seorang juru bahasa harus menerjemahkan lisan sebuah rapat, video konferensi, atau webinar yang diadakan di platform daring seperti Zoom, Teams, Google Meets, dan sebagainya.

Masalahnya, platform daring seperti ini bisa saja mengalami masalah teknis seperti bebunyian yang bisa memekikkan telinga. Bahayanya, jika terus menerus dilakukan di lingkungan yang kurang kondusif, bisa saja Anda mengalami masalah pendengaran. Padahal pendengaran adalah salah satu aset utama seorang juru bahasa. Maka dari itu, apabila Anda kebetulan baru merintis profesi sebagai juru bahasa, Anda perlu menjaga kesehatan telinga. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan telinga Anda, salah satunya dengan menjaga telinga dalam keadaan kering dan kurangi kebiasaan membersihkan telinga dengan korek kuping.

Burnout

Fenomena burnout adalah keadaan saat seseorang mengalami kelelahan fisik dan mental yang ekstrem akibat terlalu memforsir diri dalam bekerja. Saat Anda harus menerjemahkan secara lisan, pasti tenaga dan pikiran Anda akan sangat terkuras. Belum lagi, Anda harus sangat tanggap dan hati-hati dalam memilih diksi yang digunakan. Hal inilah yang membuat seorang juru bahasa rentan mengalami burnout. Seorang penerjemah juga bisa saja mengalami hal ini bila menghadapi dokumen dengan tingkat kesulitan teknis yang serius, seperti dokumen hukum.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menerapkan keseimbangan hidup dan bekerja. Tenggat waktu memang terkadang jahat, tetapi tidak ada yang lebih penting dibandingkan diri Anda. Maka, sempatkanlah beristirahat sejenak dengan melakukan hal-hal yang Anda suka dan tentunya menenangkan. Jangan lupa, cukupi nutrisi tubuh dan pastikan tidur sesuai dengan kebutuhan.

Kehilangan Fokus dan Ketelitian

Profesi juru bahasa memang tidak memiliki tingkat resiko seperti dokter atau tentara. Namun, profesi ini cukup genting karena Anda dituntut untuk tetap fokus dan teliti dalam bekerja sehingga tidak melakukan kesalahan besar, atau bahkan fatal.

Mari kita ambil contoh dari kejadian yang menimpa pemain baseball profesional Willie Ramirez. Willie dibawa oleh keluarganya ke rumah sakit di Florida dalam keadaan koma. Keluarga Willie, yang tidak bisa bahasa Inggris, menelepon juru bahasa untuk menerjemahkan kondisinya. Celakanya, juru bahasa tersebut salah mengartikan kata intoxicado. Dalam bahasa Spanyol, intoxicado berarti kondisi yang dialami setelah mengonsumsi sesuatu, bisa berupa makanan, obat-obatan, dan lain-lain. Namun, juru bahasa menjelaskan bahwa Willie sedang dalam keadaan mabuk. Akibatnya Willie mengalami kelumpuhan dan terpaksa mengakhiri kariernya. Fokus dan ketelitian harus selalu menjadi perhatian juru bahasa agar bisa menghindari risiko seperti ini.

Memang, apa pun profesinya, risiko dalam pekerjaan akan selalu ada. Demikian pula profesi juru bahasa. Dengan mengetahui risiko-risiko yang mungkin dihadapi sebagai juru bahasa, Anda akan lebih sadar dan mampu untuk menghindarinya. Walaupun begitu, profesi juru bahasa tetap digemari karena menggiurkan dan memberikan kepuasan tersendiri bagi mereka yang menyukainya. Apakah Anda merasa makin tertantang untuk menjadi seorang juru bahasa?

You may also like

Silakan Komentar Anda

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.