Himpunan Penerjemah Indonesia
  • Beranda
  • Organisasi
    • Sejarah
    • HPI Pusat
    • Komisariat Daerah
      • HPI Komda Jabar
      • HPI Komda Jatim
      • HPI Komda Bali
      • HPI Komda Nusra
      • HPI Komda DIY
      • HPI Komda Jateng
      • HPI Komda Kepri
      • HPI Komda Kalsel
      • HPI Komda Kaltimtara
      • HPI Komda Sulsel
      • HPI Komda Sumbagut
      • HPI Komda Sumbar
    • Pengurus
    • Mitra
    • Dasar Hukum
    • AD/ART
    • Laporan Tahunan
    • Kongres HPI
  • Berita & Cerita
    • Berita
    • Cerita
    • Nawala
    • Galeri
  • Kegiatan
    • Mendatang
    • Lampau
Himpunan Penerjemah Indonesia
  • Profesi
    • Kode Etik & Kode Perilaku
    • Acuan Tarif
    • Sertifikasi
      • Informasi TSN HPI
      • Direktori Penerima Sertifikat
  • Anggota
    • Informasi
    • Pengajuan
    • Sihapei
  • Kontak
  • Beranda
  • Organisasi
    • Sejarah
    • HPI Pusat
    • Komisariat Daerah
      • HPI Komda Jabar
      • HPI Komda Jatim
      • HPI Komda Bali
      • HPI Komda Nusra
      • HPI Komda DIY
      • HPI Komda Jateng
      • HPI Komda Kepri
      • HPI Komda Kalsel
      • HPI Komda Kaltimtara
      • HPI Komda Sulsel
      • HPI Komda Sumbagut
      • HPI Komda Sumbar
    • Pengurus
    • Mitra
    • Dasar Hukum
    • AD/ART
    • Laporan Tahunan
    • Kongres HPI
  • Berita & Cerita
    • Berita
    • Cerita
    • Nawala
    • Galeri
  • Kegiatan
    • Mendatang
    • Lampau
Himpunan Penerjemah Indonesia
  • Profesi
    • Kode Etik & Kode Perilaku
    • Acuan Tarif
    • Sertifikasi
      • Informasi TSN HPI
      • Direktori Penerima Sertifikat
  • Anggota
    • Informasi
    • Pengajuan
    • Sihapei
  • Kontak
Lapanta

Lapanta HPI Komp@k 1 September 2012

by Dina Begum 2 September 2012
written by Dina Begum

HPI MEMECAH REKOR

Acara Temu Komp@k pada tanggal 1 September 2012 mengangkat topik “Kolaborasi dengan IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) untuk Mengakomodasi Kebutuhan Penerjemah Buku” dan menampilkan dua pembicara, yaitu Ibu Nova Rasdiana (IKAPI) dan Mbak Eliza Handayani (Pemrakarsa Pusat Penerjemahan Sastra). Acara yang sekaligus Halal Bihalal HPI ini telah memecah berbagai rekor HPI.

Rekor pertama yang dipecahkan adalah jumlah peserta yang mencapai 109 peserta!! Pemecahan rekor kedua adalah karena jumlah peserta yang begitu banyak, jenis kursi pun menjadi 4 macam menurut seorang pakar penghitung kursi yang tidak bersedia disebutkan namanya. Rekor ketiga yang pecah adalah jumlah kudapan yang mencapai delapan macam pada pukul 08.00 WIB lalu rekor itu dipecahkan oleh warga HPI sendiri yaitu Ibu Sofia Mansoor yang membawa cheese stick, dan Bapak Roudi Hendarto dengan dua macam lunpia khas Semarang pada pukul 10.00.

Rekor keempat adalah penulis lapanta untuk acara ini, tidak tanggung-tanggung, 3 orang: Dina Begum, Mila Kartina & Sofia Sari (DiFi)!

Pembicara pertama, Ibu Nova, menjelaskan tentang “Kerjasama HPI dan IKAPI dalam mempromosikan buku Indonesia di Frankfurt Book Fair (FBF) tahun 2015.” Menurut beliau, FBF yang telah diikuti IKAPI sejak tahun 1987 ini tidak saja mengundang berbagai negara/penerbit yang memamerkan buku, tapi juga memberi ruang bagi industri digital, teknologi informasi, sektor film, industri seni dan kreatif, kultural, dan lain sebagainya untuk berpameran di ajang bergengsi itu.

Selain itu, beliau juga memaparkan Indonesia yang menjadi Guest of Honour pada tahun 2015, bertepatan dengan peringatan 70 tahun kemerdekaan RI. Hanya ada 1 negara yang bisa menjadi Guest of Honor di setiap penyelenggaraan pesta buku ini. Sebagai Guest of Honour di penyelenggaraan tahun 2015, negara kita mendapatkan berbagai keistimewaan, di antaranya pajanan internasional karena menjadi primadona dalam liputan media. Pajanan ini tidak hanya dalam bidang industri penerbitan saja, melainkan hampir semua aspek karena peserta pameran bukan hanya penerbit, agen naskah, dan percetakan, melainkan juga pelaku industri lain yang terkait, seperti film, komputer, dan teknologi informasi, termasuk pernak-pernik kaki lima.

Menurut  Ibu Nova, FBF yang biasa dilaksanakan selama 5 hari ini  merupakan acara yang diliput oleh berbagai media massa Jerman dan internasional. Tak kurang dari stasiun TV dan radio, koran, serta majalah di Jerman ikut meliput acara bergengsi ini. Ini tentu juga merupakan sarana publikasi dan promosi yang baik sekali. Selama ini, sebagian besar kehadiran penerbit Indonesia di FBF adalah untuk membeli copyright buku-buku berbahasa asing untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan kemudain menerbitkannya Indonesia.   Peran sebagai GoH di tahun 2015 ini merupakan terobosan baru IKAPI untuk memperkanalkan dan memasarkan buku-buku baru Indonesia di luar negeri.  “Ikapi goes international!”

Selagi para peserta mulai bertanya-tanya apa hubungannya dengan dunia penerjemahan, Ibu Nova menuturkan bahwa untuk menjadi GoH tentu ada syaratnya yaitu harus memamerkan 1500 judul buku dan 200 di antaranya diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman.  Selain itu, kita juga bisa memamerkan buku-buku indonesia baru dalam bahasa asing lainnya.  Tidak perlu untuk menerjemahkan seluruh buku, melainkan cukup dibuatkan sinopsisnya dalam bahasa Jerman/asing lainnya yang akan dimuat dalam katalog pameran. Dari tahun ke tahun, buku-buku yang menarik minat di Frankfurt Book Fair di antaranya adalah novel, buku anak, sastra, komik, buku masakan dan buku teks. Di stand Indonesia sendiri, pengunjung biasanya mencari buku anak-anak, buku-buku islam atau bernuansa Islam, peta Indonesia, serta buku bertema budaya.

Sampai saat ini penerbitan buku berbahasa asing masih berupa inisiatif masing-masing penerbit. Dan kebanyakan, itu merupakan proyek terjemahan buku berbahasa asing (terutama Inggris) ke bahasa Indonesia. Padahal di FBF, peluang untuk memamerkan sekaligus memasarkan buku karya penulis Indonesia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman dan Inggris sangat besar. Tentu saja ini merupakan tantangan bagi kita sebagai penerjemah yang sepatutnya kita sambut.

Untuk memenuhi kebutuhan penerjemahan buku berbahasa Indonesia ke bahasa asing itu, IKAPI berencana membuat wadah berupa database penerjemah di situs webnya, lengkap dengan subyek dan pasangan bahasa yang dikuasai masing-masing penerjemah beserta informasi kontak yang dapat dihubungi. IKAPI juga menyatakan ingin merangkul HPI untuk turut meramaikan perhelatan akbar yang belum ada tandingannya ini. Tawaran ini tentu menggiurkan. Karena sebagai penerjemah kita mendapat peluang untuk menerjemahkan buku karya penulis Indonesia ke dalam bahasa Inggris dan Jerman sekaligus mendapat peluang mempromosikan penerjemah Indonesia itu sendiri. Germany, anyone?

Pembicara kedua adalah Mbak Eliza Handayani sebagai pemrakarsa pendirian Pusat Penerjemahan Sastra, yang menjadi semacam ruang bertemunya berbagai unsur penerjemahan sastra. Mbak Eliza menjelaskan berbagai hal tentang penerjemahan sastra. Menurut beliau, seorang penerjemah sastra haruslah memiliki ketrampilan menulis agar dia bisa menyampaikan niat penulis atau gaya kepenulisan  dalam buku yang diterjemahkannya secara berjiwa. Namun, dalam menjalankan tugasnya ini, penerjemah sastra seringkali menghadapi beberapa tantangan, antara lain masih kurangnya keahlian (baik keahlian menerjemahkan maupun menulis), buku yang diterjemahkan adalah buku berbahasa Inggris yang merupakan hasil terjemahan dari bahasa asing lain, serta ketiadaan akses penerjemah kepada penulis buku dan kurangnya komunikasi antara editor dengan penerjemah yang berpotensi menimbulkan kesalahpahaman.

Hal lain yang cukup mengejutkan adalah penjelasan Mbak Eliza bahwa buku terjemahan di pasaran laris bukan karena hasil terjemahan, tapi lebih karena profil penulis buku itu (yang biasanya sudah terkenal) dan bagaimana tampilan buku itu.  Sampai di sini saya terhenyak. Mengapa peran penerjemah sepertinya begitu kecil dalam proses terbitnya sebuah buku terjemahan? Apakah kita perlu membuat penerjemah menjadi salah satu unsur yang diperhitungkan oleh pembeli sebelum membeli buku?

Selain itu, Mbak Eliza juga mengungkapkan keprihatinan akan belum adanya hak cipta untuk penerjemah. Selain itu, beliau juga berpendapat bahwa penerjemah pun selayaknya mendapatkan penghargaan sebagaimana penghargaan yang diberikan kepada penulis antara lain dengan mendapatkan royalti atas penjualan buku yang diterjemahkan.

Jadi, penerjemah buku yang tidak menguasai penerjemahan bahasa indonesia ke bahasa asing tidak perlu berkecil hati. Pemaparan Mbak Eliza tentang inisiatif pembentukan Pusat Penerjemahan Sastra sungguh bagaikan angin segar di siang hari musim kemarau yang panas. Pusat Penerjemahan Sastra ini diharapkan akan meningkatkan kualitas penerjemahan sastra di Indonesia, yaitu dengan menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia karya sastra dari manca negara, mulai dari karya klasik, modern, sampai kontemporer, dan berinisiatif mengatasi kendala-kendala utama bagi penerjemahan sastra di Indonesia. Langkah pertama dari inisiatif ini adalah mengadakan lokarya penerjemahan sastra  dan seminar yang berjudul “TOWARDS AN INDONESIAN LITERARY TRANSLATION CENTER.”

Acara pertemuan ini dihadiri tidak saja dari kalangan penerjemah, melainkan juga dari penerbit dan akademisi (Universitas Terbuka).  Diskusi hangat mewarnai gelar wicara. Seperti biasa, acara Komp@k HPI kali ini ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan kepada pembicara dari Ketua HPI Bapak Eddie Notowidigdo kepada kedua pembicara. Ada yang istimewa dalam penyerahan kenang-kenangan kali ini. Karena di samping memberikan bingkisan, Pak Eddie juga memberikan CD berisi CV para penerjemah yang mengikuti acara hari ini kepada Ibu Nova dan Mbak Eliza. Kiranya, semua peserta berdoa dalam hati saat Pak Eddie memberikan CD itu, agar suatu hari nanti, dirinya dihubungi oleh Bu Nova atau Mbak Eliza untuk mengerjakan proyek terjemahan bersama mereka. Aamiin…

Selain itu, kenang-kenangan juga diberikan kepada Mbak Dita Wibisono,  sosok yang selama ini menjadi tokoh di balik layar penyelenggaraan HPI Komp@k. Terima kasih banyak untuk dedikasi Anda selama ini, Mbak Dita.

Acara kumpul HPI tanpa makanan enak itu seperti minum air es tanpa es. Rekor kelima yang dicapai hari ini adalah jumlah makanan enak yang membentang di dua meja berbentuk huruf L. Dari Soto Bandung, ayam kacang polong, gurame asem manis, bistik lidah, macaroni schottel, soun goreng, huzaren sla plus rujak mangga serta puding coklat yang hoaaaaa benar-benar enak.

Sambil menikmati makan siang, para narcis tak henti-hentinya mengumbar gaya, karena juru foto kali ini pun memecahkan rekor keenam, ada 5 juru foto yang bertugas pada acara ini, Bapak Roudi Hendarto (spesialis foto propic FB dan BB), Arfan Achyar (spesialis foto candid yang hmmmm), Ijul Baso (spesialis foto cantik), Indriastuti Salim (spesialis foto candid cantik) dan Lucia Aryani (sang mamarazzi). Ketika datang pun peserta sudah disambut juru foto entah dari mana, serasa jalan di karpet merah. Ketika pulang foto bisa diambil di juru foto cabutan dari antah berantah yang pastinya bukan anggota HPI.

Acara makan-makan pun diramaikan oleh kesibukan para peserta yang berbelanja berbagai cendera mata HPI dan Bahtera. Mulai dari kaos, payung, stiker, sampai buku Tersesat Membawa Nikmat dan Menatah Makna yang ditulis oleh para penerjemah yang tergabung dalam Bahtera.

Tawa dan sapa seperti tidak pernah selesai, ketika muka lapar sudah berganti muka senang karena kenyang, saatnya foto bersama. Daaaannn… rekor ketujuh pun pecah. Mendadak para peserta mengeluarkan kamera masing-masing hingga ada kurang lebih sepuluh kamera tergeletak di meja, sampai-sampai Bu Lurah FB-HPI yang biasa di foto, menyatakan menolak mentah-mentah bila ada tawaran menjadi foto model.

Hati ini terasa hangat bertemu teman-teman yang di mata jauh, di hati dekat; perut mengalunkan simfoni indah setelah dibelai makanan nikmat; foto-foto pun cantik. Indahnya berbagi… Sampai jumpa lagi teman-teman….

DiFi, Dina, Mila

 

2 September 2012 20 comments
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinTumblrWhatsappTelegramLINEEmail
Acara

Temu HPI Komp@k: Interpreting : the jobs, the challenges, the opportunities

by Dina Begum 31 Agustus 2012
written by Dina Begum

HPI Komda Jabar kembali menyelenggarakan acara Temu HPI Komp@k (Pertemuan HPI, Komunitas Penerjemah, dan Kerabat) dengan tema:

“Interpreting : the jobs, the challenges, the opportunities”

Narasumber:

Indra Blanquita (Interpreter Inggris-Indonesia, Penerjemah Tersumpah)
Samuel Siahaan (interpreter Inggris/Jerman-Indonesia, Licenses Manager PT Indofood Sukses Makmur)
Meidy Maringka (Interpreter Inggris-Indonesia)
Susi Septaviana (Pengajar Interpreting di UPI Bandung)

Moderator: Maria Renata

Waktu: Sabtu, 8 September 2012, Pukul 09.00 – 13.00 WB
Tempat: Golden Lotus Restaurant, Galeri Ciumbuleuit Hotel & Apartment, Jl. Ciumbuleuit No. 42 A, Bandung

  1. Batas akhir pendaftaran tanggal 6 September 2012.
  2. Biaya peserta 60 ribu rupiah (anggota HPI) dan 75 ribu rupiah (bukan anggota HPI).
  3. Anggota HPI mohon mencantumkan nomor anggota dalam berita transfer.
  4. Pendaftaran dilakukan secara online di http://goo.gl/3owXk
  5. Boleh bayar di tempat, asalkan tetap mengisi formulir pendaftaran dan akan ditagih meskipun tidak jadi datang ke acara.

Silakan transfer biaya pendaftaran ke rekening HPI Komda Jabar:
BCA KCP Abdul Rahman Saleh Bandung – a.n. Betty Sihombing – No. rekening: 5150112321
Bank Mandiri KCP Bandung Pajajaran – a.n. Betty Sihombing – No. rekening: 132-00-1170630-7
Silakan lakukan konfirmasi pembayaran ke surel: jabar@hpi.or.id.

Narahubung: Bu Meita Lukitawati (SMS 082119081970), Pak Ricky Zulkifli (SMS 0811228763, PIN 23414DB8)

31 Agustus 2012 0 comment
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinTumblrWhatsappTelegramLINEEmail
Lapanta

Lapanta: Temu HPI Komda DIY-Jateng, 24 Agustus 2012

by Dina Begum 26 Agustus 2012
written by Dina Begum

Acara ini dibuka dengan sambutan oleh Claryssa Suci sebagai Ketua HPI Komda DIY-Jateng. Dalam sambutannya, Claryssa memaparkan sedikit tentang pembentukan HPI Komda DIY-Jateng, tentang HPI dan tentang cara menjadi anggota HPI. Acara dilanjutkan dengan perkenalan singkat peserta.

Kemudian acara dilanjutkan oleh Ade Indarta, sebagai Localization Quality Manager Bahasa Indonesia di Expedia, Singapura, yang berbagi pengalamannya sebagai penerjemah dari masa kuliah di Universitas Gajah Mada hingga saat ini sebagai penerjemah in-house di Singapura. Beliau mengaku sebagai orang yang cepat bosan, sehingga sempat berpindah tempat kerja beberapa kali, yang kesemuanya berhubungan dengan bidang penerjemahan.

Sharing ini segera ditanggapi oleh beberapa peserta dengan pertanyaan-pertanyaan yang memancing diskusi seru dari peserta yang seluruhnya berjumlah 24 orang. Diskusi berkembang hingga ke masalah tarif, jangka waktu pembayaran, rantai kerja bidang penerjemahan, suka duka menjadi penerjemah, kualitas terjemahan, dsb.

Acara ini juga mengundang Direktur Pemad International Translation, Mbak Vita, yang berbagi informasi tentang sistem kerja bidang penerjemahan dari sisi agensi terjemahan. Yang menarik adalah Pemad International Translation memberi kesempatan bagi peserta yang ingin mengirimkan CV-nya.

Ada juga Ibu Rahmani Astuti yang datang dari Solo bersama Cininta, putri tercintanya. Bu Rahmani berbagi pengalamannya sebagai penerjemah buku. Kecintaannya pada buku membawanya menjadi penerjemah buku. Menerjemahkan buku tidak membuatnya jenuh, karena tiap kalimat memupuk rasa penasarannya terhadap kalimat selanjutnya.

Yang tak kalah menariknya, pengalaman yang disampaikan oleh Sakdiyah Ma’ruf sebagai juru bahasa di area bencana, dan sebagai penerjemah untuk galeri seni dan LSM. Meskipun datang terlambat, kisah pengalamannya membuat suasana lebih seru.

Selain Sakdiyah, ada beberapa rekan yang datang terlambat. Di antaranya adalah Kristiyanti Mumtaza yang datang jauh-jauh dari Semarang dan Ria Ulfah Ardhiany dari Magelang. Namun demikian, kehadiran Mbak Kristiyanti dan Mbak Ria menularkan semangat pada rekan-rekan lain.

Terima kasih juga kepada Mas Sudiatno yang sudah datang jauh-jauh dari Semarang, Mas Helmy dari Temanggung, dan Mas Sugianto dari Kutoarjo. Sayang sekali Mbak Riana tidak bisa ikut berbagi, karena datang saat acara sudah selesai.

Untuk menjawab keingintahuan rekan-rekan yang penasaran mengenai pengalaman kurang enak dengan pengguna jasa terjemahan, Claryssa berbagi pengalamannya dalam berhadapan dengan klien yang beragam, dari klien akhir hingga agensi terjemahan, yang cukup murah hati dan membayar segera setelah terjemahan diselesaikan, maupun yang nakal, dalam arti menunda-nunda pembayaran hingga menolak untuk membayar sama sekali. Pengalaman membuatnya lebih bijak dalam menghadapi klien dan menerima pekerjaan dari klien.

Secara umum, acara Temu HPI Komda DIY-Jateng yang terselenggara tanggal 24 Agustus 2012 di Resto Sendang Ayu kemarin berjalan santai dan menyenangkan, serta membawa manfaat dan kesan mendalam bagi semua. Untuk itu, kami selalu berterima kasih kepada Bp. Eddie R. Notowidigdo, selaku Ketua Umum HPI, dan seluruh rekan anggota HPI atas segala doa, dukungan, serta bimbingannya. Menanggapi saran, usulan, dan permintaan dari rekan-rekan HPI Komda DIY-Jateng, kami berharap agar acara-acara serupa dapat terlaksana secara berkala untuk memupuk rasa kebersamaan, saling berbagi pembelajaran, dan memajukan dunia penerjemahan Indonesia.

Sandra Dewi Wirawan
Bendahara HPI Komda DIY-Jateng
HPI-01-10-0202

26 Agustus 2012 5 comments
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinTumblrWhatsappTelegramLINEEmail
Acara

Temu HPI Komda DIY-Jateng

by Dina Begum 18 Agustus 2012
written by Dina Begum

Rekan-rekan Anggota HPI Komda DIY-Jateng, 

HPI Komda DIY-Jateng mengundang seluruh anggota HPI, khususnya anggota HPI Komda DIY-Jateng, anggota Bahtera dan profesional/peminat bidang penerjemahan dan kejurubahasaan untuk mengikuti acara Halal Bihalal dan bersilaturahmi dalam suasana Idul Fitri serta tentunya yang tidak kalah menarik adalah berbagi pengalaman dan informasi seputar dunia penerjemahan dengan para penerjemah dan juru bahasa di wilayah DIY-Jateng, salah satunya Ade Indarta, sebagai Localization Quality Manager Bahasa Indonesia di Expedia, Singapura (anggota HPI Pusat Bidang Pengembangan Profesi).

Manfaatkan juga acara ini untuk membangun jejaring kerja dengan sesama profesional dalam bidang penerjemahan dan kejurubahasaan.

Silakan catat waktunya dan segera daftarkan diri Anda untuk ambil bagian dalam acara ini:

Hari, Tanggal: Jumat, 24 Agustus 2012
Waktu: pukul 14.00 –
Tempat: Resto Sendang Ayu, Jl. Jogja – Solo km 15, Kalasan, Yogyakarta

Bagi anggota HPI yang akan mengambil kartu anggotanya, kami persilakan untuk mengambil kartu anggota saat berlangsungnya acara tersebut.

Untuk memudahkan panitia mempersiapkan konsumsi dan lain-lain, segera lakukan pendaftaran sebagai berikut:

  • Menghubungi Sandra melalui surel: sandradewi_w@yahoo.com
  • Melakukan pembayaran
    Biaya:
    Rp 35.000 untuk anggota HPI
    Rp 40.000 untuk non-anggota
  • Untuk memudahkan proses administrasi, mohon agar mencantumkan Nama dan Nomor Anggota HPI ketika melakukan pembayaran melalui Internet Banking atau melalui Mesin ATM Non-Tunai. Apabila pembayaran dilakukan melalui Mesin ATM Tunai, mohon agar 3 digit terakhir nomor anggota HPI disertakan dalam pembayaran, misalnya Sandra Dewi Wiraran – Rp. 40.202,- (3 digit terakhir, 202, adalah nomor Anggota HPI Sandra Dewi Wiraran).
  • Pembayaran dapat dilakukan melalui:
    Bank BCA a.n. Sandra Dewi Wirawan, no. ac.: 250-170-6193
    Bank Mandiri a.n. Suci Puspa Dewi, no. ac.: 137-00-0647343-9

Bagi yang sudah melakukan pembayaran, mohon untuk segera melakukan konfirmasi.

Terima kasih, kami tunggu kehadiran rekan-rekan semua di Yogyakarta.

Salam hangat,

Claryssa Suci
HPI-01-10-0204
Ketua HPI Komda DIY-Jateng

18 Agustus 2012 1 comment
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinTumblrWhatsappTelegramLINEEmail
Acara

HPI Komp@k 1 September 2012

by Dina Begum 8 Agustus 2012
written by Dina Begum

Temu KOMP@K HPI, Temu BAHTERA
dan HALAL BIHALAL HPI-BAHTERA

Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) dan Bahtera mengundang anggota HPI, anggota Bahtera dan profesional/peminat bidang penerjemahan dan kejurubahasaan, untuk mempererat tali silaturahim sekaligus menambah wawasan dan informasi dalam acara  Temu KOMP@K HPI – Temu Bahtera dan Halal Bihalal HPI-Bahtera.

Tema kali ini sangat menarik yaitu tentang Kolaborasi HPI dan IKAPI terkait dengan penerjemahan buku dan penerbitan buku terjemahan serta paparan tentang prakarsa pendirian Pusat Penerjemahan Sastra.  Kedua tema ini akan dibahas bersama dengan IKAPI (Ibu Nova Rasdiana) dan Ibu Eliza Handayani selaku Pemrakarsa Pusat Penerjemahan Sastra.

Acara akan ditutup dengan Halal Bihalal menjalin silaturahim dan membangun jejaring kerja dengan sesama profesional dalam bidang penerjemahan dan kejurubahasaan.

Karena itu, jangan lupa tandai kalender Anda dan segera daftarkan diri untuk hadir pada:

Narasumber:Ibu Nova Rasdiana (IKAPI), 
Ibu Eliza Handayani (Pemrakarsa Pusat Penerjemahan Sastra)

Hari, Tanggal: Sabtu, 1 September 2012
Waktu: pukul 09.00 – 14.00
Tempat: Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jl. Cikini Raya, Jakarta Pusat
Narasumber: Ibu Nova Rasdiana (IKAPI), Ibu Eliza Handayani (Pemrakarsa Pusat Penerjemahan Sastra)

Untuk pendaftaran:

  • Hubungi Sekretariat HPI:  telepon 021-71617397 atau surel: sekretariat@hpi.or.id
  • Melakukan pembayaran Rp100.000,-
  • Pembayaran dilakukan melalui:
    Bank Mandiri
    Rekening No. 1030005150533
    Atas Nama: Himpunan Penerjemah Indonesia
    BCA
    Rekening No. 4361630071
    Atas Nama Bendahara HPI: Nelce Manoppo

Pada acara tersebut Ibu Nova Rasdiana juga telah menyatakan kesediaannya untuk menerima Riwayat Hidup rekan-rekan penerjemah buku atau yang berminat memulai karier sebagai penerjemah buku, guna diunggah ke situs web IKAPI sehingga dapat dilihat oleh seluruh anggota IKAPI.  Untuk itu, bagi rekan-rekan yang akan hadir, kami persilakan untuk mengirimkan Riwayat Hidup (softcopy) masing-masing ke Sekretariat HPI selambat-lambatnya tanggal 30 Agustus 2012 agar dapat disimpan ke CD untuk diserahkan kepada IKAPI. Untuk menyeragamkan mohon berkas diberi nama sebagai berikut: CV-[nama]-Agt2012 dan disimpan dalam format PDF.

Kami menunggu kehadiran rekan-rekan pada acara tersebut di atas.

 

8 Agustus 2012 0 comment
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinTumblrWhatsappTelegramLINEEmail
Acara

Pelatihan Penerjemahan Dokumen Hukum

by Dina Begum 6 Juli 2012
written by Dina Begum

KHUSUS UNTUK ANGGOTA HPI

“Penerjemahan Dokumen Notarial”

Hari, Tanggal: Minggu, 23 September 2012
Waktu: pukul 08.00 – 17.00
Tempat: Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jl. Cikini Raya, Jakarta Pusat
Fasilitator: Evand Halim M.Hum
Ahli Bahasa, Pakar Penerjemahan Teks Hukum, Pengajar Para Trainer, Penerjemah Bersumpah dan Anggota HPI

Model Pelatihan:

  • Sesi Pengajaran
  • Sesi Studi Kasus
  • Sesi Review
  • Sesi Tanya Jawab

Peserta dapat membawa kamus sendiri pada saat pelatihan, disarankan kamus ekabahasa (misalnya Oxford, atau Merriam-Webster).
Peserta dipersilakan membawa laptop jika dirasa perlu. Disarankan membawa kabel extension sendiri mengingat kabel yang tersedia mungkin tidak memadai.

Testimonium Ratih Purnamasari:

Menyambung “Lokakarya Penerjemahan Akta Notaris” yang diselenggarakan HPI kemarin, silakan teman-teman merujuk pada PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN untuk mendapatkan aturan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. (Acara yang menarik dan kaya ilmu….Terima kasih, HPI!)

Evand Halim M.Hum

6 Juli 2012 2 comments
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinTumblrWhatsappTelegramLINEEmail
Acara

HPI Komp@k: “Suka Duka dan Kiat Menjadi Penerjemah Game Yang Sukses”

by Dina Begum 11 Juni 2012
written by Dina Begum

Dewasa ini semakin beragam jenis game yang dimainkan melalui jejaring sosial, media berbasis internet atau bahkan perangkat seluler lainnya. Besarnya jumlah pemain yang berasal dari Indonesia menimbulkan semakin banyaknya kebutuhan game berbahasa Indonesia. Kondisi ini tentunya memberikan peluang yang besar bagi para penerjemah di Indonesia untuk menekuni penerjemahan game. Untuk mengetahui seluk beluk menjadi penerjemah game, kami mengundang rekan-rekan untuk mengikuti Temu HPI Komp@k dengan tema “Suka Duka dan Kiat Menjadi Penerjemah Game Yang Sukses” yang akan diselenggarakan pada:

Hari:     Sabtu, 23 Juni 2012
Waktu:     09.00 – 14.00
Tempat:     Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin –  Taman Ismail Marzuki,  Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat
Narasumber:     Ibu Daisy Subakti dan Ibu Maria Renata

Tentang pendaftaran:

Biaya:
Rp 100.000 – untuk anggota HPI
Rp 125.000 – untuk non-HPI

Pendaftaran dapat dilakukan dengan menghubungi Sekretariat HPI atau mengirimkan surel ke sekretariat@hpi.or.id, sekaligus dengan mengirimkan bukti pembayaran Anda.

PENTING UNTUK DIPERHATIKAN

Untuk memudahkan proses administrasi, seluruh anggota HPI dimohon untuk melakukan pembayaran dengan menyertakan 3 DIGIT TERAKHIR NOMOR ANGGOTA HPI, misalnya Dita Wibisono – Rp. 100.230,- (3 digit terakhir, 230, adalah nomor Anggota HPI Dita Wibisono).

Silakan lakukan pembayaran melalui, dua rekening di bawah ini:

Bank Mandiri

Rekening No. 1030005150533
Atas Nama: Himpunan Penerjemah Indonesia

ATAU

BCA

Rekening No. 4361630071
Atas Nama Bendahara HPI: Nelce Manoppo

Kami tunggu kehadiran Anda …….

Salam,

Dita Wibisono

Koordinator Bidang Kegiatan HPI

11 Juni 2012 0 comment
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinTumblrWhatsappTelegramLINEEmail
Acara

Pelatihan Penerjemahan Dokumen Hukum

by Dina Begum 30 April 2012
written by Dina Begum

Pelatihan Penerjemahan Dokumen Hukum

KHUSUS UNTUK ANGGOTA HPI

 

“Penerjemahan Peraturan Perundang-undangan”

 

 

Rekan-rekan Anggota HPI yang baik,

 

Himpunan Penerjemah Indonesia (“HPI”) kembali akan menyelenggarakan Pelatihan Penerjemahan Dokumen HukumKHUSUS UNTUK ANGGOTA HPI, dengan tema “Penerjemahan Peraturan Perundang-undangan” yang akan disampaikan oleh Bapak Evand Halim. Proses menerjemahkan Undang-undang, Peraturan Pemerintah, ataupun Surat Keputusan memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang sangat spesifik dari penerjemah. Pelatihan ini diadakan dengan tujuan untuk memberikan tambahan pengetahuan dan keterampilan tersebut kepada para anggotanya sesuai dengan visi HPI yakni meningkatkan mutu penerjemah, penerjemahan dan terjemahan.

 

Mohon dicatat, pelatihan akan diselenggarakan pada:

Hari:                            Minggu, 13 Mei 2012

Waktu:                        Pukul 08.00 – 17.00

Tempat:                      Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin

Taman Ismail Marzuki

Jl. Cikini Raya

Jakarta Pusat

Fasilitator:                Evand Halim M.Hum

Ahli Bahasa, Pakar Penerjemahan Teks Hukum, Pengajar Para Trainer, Penerjemah Bersumpah dan Anggota HPI

 

Investasi:                  Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah)

 

Model Pelatihan:

•           Sesi Pengajaran

•           Sesi Studi Kasus

•           Sesi Review

•           Sesi Tanya Jawab

 

 

PENDAFTARAN:

  • Hanya Melalui Sekretariat HPI:  telepon 021-71617397 atau surel: sekretariat@hpi.or.id
  • Mengingat TEMPAT YANG SANGAT TERBATAS, maka peserta akan dianggap telah terdaftar jika peserta telah membayar biaya kesertaannya.  PENTING: Peserta harus segera memberitahu sekretariat apabila sudah melakukan pembayaran.
  • Peserta yang mendaftar setelah jumlah tempat terpenuhi, akan dimasukkan dalam Daftar Tunggu.
  • Pembayaran terakhir adalah Hari RABU – 9 MEI 2012 pukul 12.00 siang, apabila tidak ada berita dari peserta tentang pembayaran pada tenggat tersebut, maka tempat akan diberikan kepada mereka yang telah tercantum namanya di Daftar Tunggu.
  • Pendaftaran akan segera ditutup begitu jumlah peserta yang membayar telah memenuhi jumlah yang telah ditetapkan sesuai dengan kapasitas ruangan, yakni 40 orang.        
  • Untuk memudahkan proses administrasi, mohon agar mencantumkan Nama dan Nomor Anggota HPI ketika melakukan pembayaran melalui Internet Banking atau melalui Mesin ATM Non-Tunai. Apabila pembayaran dilakukan melalui Mesin ATM Tunai, mohon agar 3 digit terakhir nomor anggota HPI disertakan dalam pembayaran, misalnya Naindra Pramudita – Rp. 500.230,- (3 digit terakhir, 230, adalah nomor Anggota HPI Naindra Pramudita).
  • Pembayaran dilakukan melalui:

o          Bank Mandiri

Rekening No. 1030005150533

Atas Nama: Himpunan Penerjemah Indonesia

 

o          BCA

Rekening No. 4361630071

Atas Nama Bendahara HPI: Nelce Manoppo

 

Catatan Lain:

  • Peserta dapat membawa kamus sendiri pada saat pelatihan, disarankan kamus ekabahasa..
  • Peserta dipersilakan membawa laptop jika dirasa perlu. Disarankan membawa kabel extension sendiri mengingat kabel yang tersedia   mungkin tidak memadai.
  • Agar pelatihan ini dapat berjalan dengan baik, peserta dimohon untuk datang tepat waktu.

 

 

Kami tunggu pendaftaran dan konfirmasi Anda.

 

Salam,

Dita Wibisono

Koordinator Kegiatan HPI
—
Sekretariat Himpunan Penerjemah Indonesia
T. +62-21-71617397 | F.+62-21-7654603 | http://www.hpi.or.id

30 April 2012 1 comment
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinTumblrWhatsappTelegramLINEEmail
Lapanta

Lapanta Seminar ‘Mengolah Kata, Menuai Rupiah’

by Dina Begum 25 April 2012
written by Dina Begum

Rekan-rekan HPI YSH.,

Berhubung setelah pulang dari Yogya saya langsung dikepung singa mati, jadi baru sekarang berkesempatan untuk menulis sedikit tentang acara di Yogyakarta (Better late than never). Acara seminar ‘Mengolah Kata, Menuai Rupiah’ pada hari Sabtu, 21 April 2012 di Yogyakarta berlangsung dengan meriah dan sukses dan dihadiri oleh 150 peserta lebih. Acara dibuka dengan sambutan dari Bapak Drs Hirmawan Wijanarka, Kepala Program Pendidikan Sastra Inggris di Universitas Sanata Dharma, disusul dengan sambutan singkat dari Ketua HPI.

Presentasi yang pertama disajikan oleh Ibu Sofia Mansoor, Anggota Dewan Kehormatan HPI, dengan judul “Penerjemah: Profesi Menjanjikan” dilanjutkan dengan presentasi kedua yang disampaikan oleh Ibu Rahmani Astuti, Anggota HPI di Solo, dengan judul “Menerjemahkan Buku”. Setelah diselingi acara pendirian HPI Komisariat Daerah (Komda) Provinsi DIY-Jateng, Ibu Anna Wiksmadhara, Sekretaris HPI, membawakan presentasi yang memberikan gambaran dan penjelasan mengenai HPI dan perannya dalam industri penerjemahan  dewasa ini, dan presentasi terakhir yang berjudul “Memasarkan Jasa Terjemahan Melalui Internet” disampaikan oleh saya sendiri.

Rapat pendirian HPI Komisariat Daerah (Komda) Provinsi DIY-Jateng yang dipandu oleh rekan Anna Wiksmadhara sebagai Pembawa Acara, dihadiri oleh rekan Sofia F. Mansoor selaku wakil Dewan Kehormatan HPI, Ketua HPI Komda Jabar, rekan Lanny Utoyo (Bandung) dan Ketua HPI Komda Jatim rekan Sutarto Mohammad (Malang), serta anggota HPI lainnya dari Jakarta, DIY dan Jawa Tengah dan tidak ketinggalan para mahasiswa Fakultas Sastra  Inggris Universitas Sanata Dharma dan para undangan lainnya. Dalam rapat tersebut, seluruh anggota penuh HPI yang berdomisili di provinsi DIY-Jateng yang hadir pada acara tersebut menyampaikan keinginan mereka untuk mendirikan Komda di wilayah ini. Keinginan tersebut dikabulkan dan Ketua HPI kemudian menyatakan bahwa mulai saat itu secara resmi didirikan HPI Komisariat Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah, berkedudukan di Yogyakarta. Selanjutnya Ketua Umum HPI menyerahkan SK Pendirian HPI Komda DIY-Jateng dan Piagam kepada rekan Claryssa Suci Fong selaku ketua panitia dan rekan Andika Priadiputra selaku wakil ketua panitia,

Acara ini disusul dengan Rapat Anggota Pertama HPI Komda DIY-Jateng dengan agenda tunggal yakni Pemilihan Ketua HPI Komda DIY-Jateng. Dalam rapat ini  rekan Ricky Widhy Purnomo (Yogyakarta) bertindak sebagai ketua sidang didampingi oleh rekan Nur Aini (Semarang) dan rekan Sriati Sumowidagdo (Purwokerto).  Rapat pada akhirnya menentukan bahwa Claryssa Suci Fong (Yogyakarta) terpilih secara aklamasi sebagai Ketua HPI Komda DIY-Jateng pertama untuk masa bakti 3 (tiga) tahun. Setelah pendirian Komda Jabar dan Komda Jatim pada tahun yang lalu, Komda Provinsi DIY-Jateng ini merupakan Komda ke-3 yang berhasil didirikan dalam kurun waktu 2 (dua) tahun ini.

Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pimpinan Universitas Sanata Dharma, khususnya kepada Bapak Drs. Hirmawan Wijanarka, yang telah memperkenankan penyelenggaraan acara ini di kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Saya juga mengucapkan selamat dan terima kasih kepada rekan Claryssa dan rekan Andika beserta tim yang terdiri atas Sdr Deni dan teman-teman mahasiswa Universitas Sanata Dharma atas suksesnya acara ini serta kepada semua anggota HPI di Yogya dan Jateng yang terlibat dalam persiapan acara ini. Tanpa kerja keras Anda semua acara ini tidak akan berlangsung semeriah seperti kemarin ini.

Khusus kepada rekan saya Claryssa Suci Fong saya ucapkan selamat atas terpilihnya sebagai Ketua HPI Komda Provinsi DIY-Jateng. Saya yakin bahwa di bawah kepemimpinan rekan Claryssa Komda DIY-Jateng akan berkembang pesat. Pesan saya sebagaimana juga saya sampaikan kepada Ketua Komda lainnya, agar sebagai Ketua kita senantiasa bersikap rendah hati dan menerapkan sistem Kepemimpinan yang Melayani (Serving Leadership). Dalam hal ini melayani masyarakat dan komunitas penerjemah pada umumnya dan khususnya anggota HPI dengan berpedoman pada motto ‘asah-asih-asuh’.

Selamat bertugas.

Salam hangat,
Eddie R. Notowidigdo
Ketua Umum HPI
HPI-01-07-0148

25 April 2012 2 comments
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinTumblrWhatsappTelegramLINEEmail
Lapanta

Lapanta “Kontrak Kerja antara Penerjemah dan Pemberi Kerja”

by Dina Begum 16 April 2012
written by Dina Begum

Mimpi Di Ujung Buku Jari

Bapak Rudi Hendarto pada pertemuan Komp@k tanggal 14 April 2012 mengatakan, “Investasi asing di Indonesia sebentar lagi akan booming, itu berarti pekerjaan penerjemahan dan juru bahasa akan banyak sekali, terutama di bidang telekomunikasi dan properti.”

Bapak Iming Tesalonika pun menyatakan bahwa banyak sekali organisasi asing yang ingin bekerja sama dengan pemerintah untuk melakukan “capacity building” dan mereka membawa tumpukan dokumen yang perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia agar bisa dipahami oleh mitra Indonesia.

Kita bisa melihat sendiri, betapa Presiden kita kelimpungan ketika harus bertemu dengan Sekjen PBB tetapi tidak ada juru bahasa Korea yang mendampinginya.

Coba bayangkan apabila pada pertemuan KTT tidak ada juru bahasa, pasti akan lebih kocak dari Opera van Java, karena para petinggi negara yang terikat protokol harus berbahasa tarzan ketika menyampaikan pidatonya.

Mitra asing yang ingin berinvestasi pun akan bingung bagaimana mereka bisa menyampaikan proposal mereka atau memberikan pelatihan tanpa adanya terjemahan buku pedoman dalam bahasa Indonesia.

Peran penerjemah dan juru bahasa sedemikian penting, tapi seperti bangun dari mimpi indah, kenyataan pahit menyengat, masih ada orang yang menghargai jasa seorang penerjemah/juru bahasa lebih murah dari harga sepiring ketoprak.

Kode Etik Penerjemah sudah ada sejak kepemimpinan Prof. Dr. Benny Hoed, yang perlu disusun adalah peraturan pelaksanaannya kalau terjadi pelanggaran. Bagaimana prosedurnya, apa sanksinya, dan sebagainya. Ketua HPI, Bapak Eddie Notowidigdo, pernah mengatakan kepada saya, “Kita perlu Kode Etik, itu mimpi saya.” Atas upaya Beliau, kita menyelenggarakan Temu Komp@k untuk membahas Kode Etik. Pada Temu Komp@k tanggal 14 April yang lalu, kembali kita disadarkan, untuk bisa kuat kita perlu Kode Etik.

Kemarin, Bapak Iming menyatakan, “Organisasi bisa besar apabila punya anggota, tapi Organisasi tidak akan berkembang apabila dikendalikan secara autopilot.”

Dengan adanya Kode Etik, organisasi profesi memiliki posisi tawar yang tinggi dan yang paling penting anggotanya bisa mendapatkan perlindungan hukum.

Contoh yang paling nyata, Ikatan Dokter Indonesia. Begitu kuat posisi tawar IDI sampai dalam beberapa kasus dokter yang dituduh melakukan malapraktik, IDI melindungi dokter yang bersangkutan sehingga tidak sampai dijatuhi hukuman pidana. Tentu saja, IDI telah juga membuktikan bahwa dokter itu tidak melanggar Kode Etik Profesi.

Lantas bagaimana dengan profesi Penerjemah? Penerjemah juga memiliki risiko-risiko pekerjaan yang “mengerikan”. Dari tidak menerima bayaran, diteror, sampai diseret ke meja hijau. Kemana penerjemah harus berlindung ketika berhadapan dengan masalah hukum?

HPI sudah berkembang sedemikian pesat, jumlah anggota dari 200 telah mencapai hampir 500 orang. Komda-komda bermunculan di berbagai daerah bak kuncup bunga yang siap mekar untuk menebarkan harumnya. Pelatihan-pelatihan sudah dilaksanakan di berbagai daerah untuk meningkatkan standar para penerjemah, sertifikasi akan segera diadakan. Satu hal yang belum kita miliki, Kode Etik.

Mimpi itu sudah di ujung buku jari kita, mari kita buka genggaman dan bersama-sama kita jadikan draft Kode Etik menjadi Kode Etik yang memiliki segala kekuatan agar bisa menjadi pijakan sekaligus payung, dan saya sungguh berharap profesi penerjemah akan menjadi profesi bergengsi seperti layaknya profesi dokter atau pengacara.

Tidak bisa kita hanya membebankan seluruh tanggung jawab penggodokan Kode Etik kepada Ketua, pengurus dan Anggota Dewan Kehormatan HPI, kita semua harus berpartisipasi, paling tidak, dengan sumbang saran. Seperti yang diusulkan oleh mbak Dita Wibisono, bagaimana kalau kita membentuk pokja agar Kode Etik tidak hanya wacana semata? Kita bisa mulai dengan pertemuan sambil berbincang ringan antara para anggota HPI yang memiliki latar belakang hukum atau pengalaman dalam suatu organisasi berkode etik; atau mungkin pada saat pembentukan Komda Jateng, dibentuk satu panitia kecil? Gunung pun dapat ditaklukan apabila kita mulai maju selangkah demi selangkah.

Terima kasih kepada Bapak Iming Tesalonika yang telah kembali mengingatkan kami, betapa pentingnya HPI apalagi bila didukung dengan adanya Kode Etik.

16 April 2012 6 comments
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinTumblrWhatsappTelegramLINEEmail
Newer Posts
Older Posts

Pos-pos Terbaru

  • Sosialisasi Ketentuan Administrasi Keanggotaan HPI 2025
  • Menangkap Nuansa dalam Terjemahan – antara Makna dan Rasa
  • Client 101: How to Get International Client in Language Services
  • LAPANTA KONGRES LUAR BIASA HIMPUNAN PENERJEMAH INDONESIA TAHUN 2025
  • Kongres Luar Biasa HPI 2025

Komentar Terbaru

  • Beasiswa Full S2 dan S3 ke Australia | AAS 2025 - Penerjemah Tersumpah pada Sertifikasi
  • Jasa Translate Ijazah Sekolah Jakarta | Cukup dengan 6... pada Sertifikasi
  • Translate Every Word With Us! – FIB-UGM pada Acuan Tarif Penerjemahan
  • 1131gg pada Memulai dengan Surel
  • Biaya Jasa Penerjemahan Menurut Pemerintah - Ubah Kata pada Acuan Tarif Penerjemahan
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Email

© 2020 Himpunan Penerjemah Indonesia

Himpunan Penerjemah Indonesia
  • Beranda
  • Organisasi
    • Sejarah
    • HPI Pusat
    • Komisariat Daerah
      • HPI Komda Jabar
      • HPI Komda Jatim
      • HPI Komda Bali
      • HPI Komda Nusra
      • HPI Komda DIY
      • HPI Komda Jateng
      • HPI Komda Kepri
      • HPI Komda Kalsel
      • HPI Komda Kaltimtara
      • HPI Komda Sulsel
      • HPI Komda Sumbagut
      • HPI Komda Sumbar
    • Pengurus
    • Mitra
    • Dasar Hukum
    • AD/ART
    • Laporan Tahunan
    • Kongres HPI
  • Berita & Cerita
    • Berita
    • Cerita
    • Nawala
    • Galeri
  • Kegiatan
    • Mendatang
    • Lampau
Himpunan Penerjemah Indonesia
  • Profesi
    • Kode Etik & Kode Perilaku
    • Acuan Tarif
    • Sertifikasi
      • Informasi TSN HPI
      • Direktori Penerima Sertifikat
  • Anggota
    • Informasi
    • Pengajuan
    • Sihapei
  • Kontak
© 2020 Himpunan Penerjemah Indonesia